Minggu, 31 Agustus 2008

Melampaui Diri Sendiri

20 Oktober 2008. Saya serius meluangkan waktu nonton TVRI acara dialog kebangkitan nasional. Pembicaranya adalah orang-orang yang saya kagumi. Dr. Anhar Gonggong dan Prof. Yohannes Surya. Masih ada juga orang-orang baik dalam komunitas penduduk Indonesia yang menyebalkan ini.
Ada satu catatan yang dalam membekas. Ialah pernyataan Pak Anhar Gonggong bahwa penyebab kebangkrutan Indonesia adalah ketidakmampuan bangsa Indonesia (terutama pemimpinnya) untuk mempunyai visi yang "MELAMPAUI DIRINYA SENDIRI".
Tipikal visi orang-orang Indonesia berhenti pada kepentingan dirinya sendiri. Pejabat merencanakan program kerja secara seksama agar kekayaan mengalir ke kas DIRINYA SENDIRI. Orang-orang bercita-cita untuk kebahagiaan hari tua DIRINYA SENDIRI dan KELUARGANYA SENDIRI.
Juga ketika berdoa: "Selamatkan AKU (DAN KELUARGAKU) dari Api Neraka", "Sejahterakan kehidupan AKU dan KELUARGAKU". Seolah semua sumber daya alam, termasuk energi Tuhan ingin disedot secara egois untuk DIRI SENDIRI.
Para Guru dan Dosen mengadakan penelitian, lagi-lagi untuk kejayaan DIRINYA SENDIRI. Tidak akan ada penelitian dan karya ilmiah jika tidak didanai. Kalaupun penelitian itu diselenggarakan, ujungnya adalah upacara "masturbasi para cendekiawan": mengadakan presentasi dan pengukuhan gelar keilmuan dengan tepuk tangan untuk DIRI SENDIRI. Tidak akan ada upaya benar-benar menerapkannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Padahal Sahabat Nabi: UMAR, RA tidak akan makan kalau ada rakyatnya yang masih lapar.

1 komentar:

panggiring mengatakan...

Duh dalem sekali, sampai tak ada kata-kata yang bisa ku jadiken komentar :)

btw,
matur thank Q pak atas pelajaran hari ini.